TUGAS KOMUNIKASI EFEKTIF PRODI RMIK ITSK RS Dr. SOEPRAOEN DOSEN IBU FITA RUSDIAN IKAWATI, SE. MM.

MAKALAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERNGARUH TERHADAP KOMUNIKASI


 

                         

 


DISUSUN OLEH :

VANY NUR AWALIN                                 (205037)

VINARUL ZAEN PERMATASARI            (205038)

WAHYUNI NUR AMALIZA                       (205039)

ZIDANE MAULANA AKBAR                    (205040)

 

 

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS & KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN MALANG

2020


 

 

 

Abstrak

 

Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai pengantar untuk dasar pengetahuan atas komunikasi, lebih tepatnya terhadap masalah factor-faktor yang mempengaruhi komunikasi. Adapun pembahasan lain mengenai bagaimana cara kita mendengar secara aktif, kemudian bertanya kepada lawan secara efektif, serta bagaimana umpan balik yang seharusnya di dalam komunikasi interpersonal.

Kata kunci: komunikasi, mendengar, bertanya, umpan balik.

 

 

Abstract

 

This study was made aim for introduction to basic learning on communication, more precisely against problem the factor that affecting communication. As for in this discussion there are talk about how we listen actively, then how to ask effectively, also about the feedback that we must give.

Keywords: communiation, listen, asking, feedback


 

 

 

 

Daftar Isi

 

Abstrak................................................................................................................... ii

Abstract.................................................................................................................. ii

Daftar Isi................................................................................................................ iii

Kata Pengantar..................................................................................................... iv

BAB I...................................................................................................................... 5

PENDAHULUAN.................................................................................................. 5

1.1    Latar Belakang.............................................................................................. 5

1.2    Rumusan Masalah......................................................................................... 5

1.3    Tujuan Pembahasan....................................................................................... 6

BAB II..................................................................................................................... 7

PEMBAHASAN..................................................................................................... 7

2.1  Apa yang dimaksud mendengar aktif............................................................ 7

2.2  Apa yang dimaksud bertanya efektif........................................................... 15

2.3  Bagaimana umpan balik dalam Komunikasi Interpersonal......................... 19

BAB III................................................................................................................. 32

PENUTUP............................................................................................................ 32

3.1  Kesimpulan.................................................................................................. 32

3.2  Saran............................................................................................................ 32

Daftar Pustaka..................................................................................................... 33


 

 

 

Kata Pengantar

 

Puji syukur tidak lupa kami panjatkan terhadap Tuhan Yang Maha , kerana segala ridho dan rahmat-Nya kami semua diperkenankan untuk menyusun makalah ini dengan sepenuh hati.

 

Makalah ini dibuat dengan tujuan agar Mahasiswa/I dapat mengetahui lebih dalam materi tentang komunikasi, terlebih dengan bagaimana mendengar secara aktif, bertanya efektif kepada lawan, juga bagaimana umpan balik yang seharusnya. Makalah ini kami buat juga demi mengambil nilai individu maupun kelompok pada materi yang nantinya dibahas.

 

Harapan kami setelah anda membaca makalah ini, anda dapat mengetahui tentang bagaimana komunikasi beserta faktornya, yang nantinya kami bahas di makalah ini. Kami menyadari bahwa manusia tidak ada yang sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca sangatlah diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

 

 

Malang, 11 Oktober 2020

 

 

 

Penyusun

 



 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1    Latar Belakang

 

Istilah komunikasi berasal dari Bahasa latin communicates, yang memiliki arti berbagi atau menjadi milik Bersama. Proses berbagi antara beberapa pihak antara yang melakukan komunikasi tersebut, seperti itulah komunikasi diartikan secara umum. Komunikasi juga bisa diartikan ialah suatu proses kegiatan mengirim pesan berupa symbol atau lambing yang memiliki arti dari komunikator kepada komunikan dengan tujuan yang dimaksud.

 

Komunikasi sudah menjadi bagian terpenting dalam kehidupan. Sebagai dasar interaksi social, sebagai penyebaran pesan kepada lainnya, sampai-sampai juga dapat mempengaruhi lawan serta menggambarkan bagaimana komunikator tersebut.

 

Telebih juga dalam dunia kesehatan, komunikasi sangat penting dan benar benar dibutuhkan tidak hanya tenaga kesehatan melainkan sebagai pasien juga diperlukan komunikasi yang baik agar tidak terjadi kesalahpahaman. Penggunaan komunikasi yang tepat saat proses interaksi juga dapat mempengaruhi hasil pelayanan kesehatan yang dilakukan.

 

1.2    Rumusan Masalah

1.1.1        Apa yang dimaksud mendengar aktif?

1.1.2        Apa yang dimaksud bertanya efektif?

1.1.3        Bagaimana umpan balik dalam Komunikasi Interpersonal?

 

1.2      Tujuan Pembahasan

1.1.4        Dapat memahami konsep mendengar aktif.

1.1.5        Dapat memahami cara bertanya secara efektif.

1.1.6        Dapat memahami bagaimana umpan balik dalam Komunikasi Interpersonal.

 

 

 

 

 

 

 

BAB II 

PEMBAHASAN


2.1       Apa yang dimaksud mendengar aktif.

Menurut Courtland dan John(2013:66) Mendengarkan merupakan ketrampilan paling penting yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan di tempat kerja, Menurut Courtland dan John(2013:66). Dibawah ini beberapa jenis mendengar secara aktif antara lain sebagai berikut :

1.      Mendengarkan isi merupakan kegiatan mendengar aktif dengan cara memahami dan menguasai pesan dari pembicara. Mendengarkan aktif juga diperlukan seperti mendengarkan isi pembicaraan yang terdapat pada informasi dan pemahaman tersebut. Serta pendengar dapat mengajukan beberapa pertanyaan untuk memperjelas materi . 

2.      Mendengarkan dengan kritis merupakan kegiatan mendengar aktif dengan cara memahami dan mengevaluasi arti pesan pembicara. Pendengar dapat mengajukan pertanyaan untuk menyelidiki sudut pandang dan kredibilitas dari pembicara. Dengan memperhatikan pembicara dapat memperbanyak informasi yang disampaikan. Disamping itu berhati-hati dalam memilah antara opini dan fakta.

3.      Mendengarkan dengan empati merupakan suatu bentuk hal untuk memahami perasaan, kebutuhan, dan keinginan pembicara sehingga dapat menghargai sudut pandang tersebut. Dan juga memiliki perspektif yang sama. Dalam hal mendengarkan secara aktif dapat ditunjukan dengan berempati, dapat membantu individu dalam melepaskan emosi yang mencegah pendekatan yang cerdas dan tenang terhadap subjek dalam pembicaraan.

        Tujuan mendengar aktif adalah untuk dapat mendengarkan secara aktif yang mana terlibat langsung dalam proses komunikasi . Beberapa hal-hal berikut yang dapat dilakukan Menurut Devito (2013) antara lain:

1.      Mendegar secara Partisipatif

Sikap partisipatif merupakan kunci untuk dapat mendengarkan secara aktif. Persiapan fisik dan mental dalam hal ini sangat diperlukan. Untuk mendukung kegiatan mendengarkan dan menerima sinyal-sinyal yang disampaikan lewat komunikasi non verbal secara aktif tersebut diperlukan posisi tubuh yang baik. Kesiapan mental juga diperlukan dalam memberi dukungan untuk dapat berpartisipasi dalam mendengar secara aktif. Sebagai pendengar,partisipasi dalam kegiatan komunikasi merupakan dengan pembicara atau sumber informasi. 

Secara emosional dan intelektual pendengar harus siap untuk terlibat dalam proses berbagi makna dalam komunikasi. Disamping itu sikap partisipatif ini bukan termasuk sikap yang tegang dan tidak nyaman ketika sedang mendengarkan. Melainkan tubuh tetap rileks dalam menyimak pesan yang ingin disampaikan dengan menangkap pesan lewat kata-kata yang diucapkan dan bahasa tubuh. Ada beberapa cara untuk membantu meningkatkan partisipasi dalam komunikasi yaitu dengan berusaha secara maksimal untuk mendengar dengan mengaktifkan panca indera. Selain itu hindari hal-hal yang mengganggu atau mengintervensi komunikasi yang sedang berlangsung. Hindari juga untuk tidak melamun atau membiarkan pikiran terlampau jauh dari pokok pembicaraan, tetapi tetap berusaha membangun pola pikir bahwa pesan yang disampaikan mempunyai nilai dan juga bermanfaat.

2.      Mendengar secara empati

       Empati adalah suatu perasaan yang ikut merasakan perasaan orang lain dengan memandang dari sudut pandang orang lain. Selain itu, dengan empati seseorang dapat memahami maksud sepenuhnya dari orang lain. Dalam mendengar secara empati dapat melibatkan pikiran dan juga menempatkan perasaan secara proporsional dalam komunikasi tersebut. Untuk dapat mendorong keterbukaan dan empati, setiap penghambat fisik dan psikologis atas kesetaraan harus dihilangkan dan dihindari contohnya dengan tidak memotong pembicaraan atau juga menjaga jarak fisik dengan lawan bicara.

3.      Mendengar tanpa menilai namun kritis

       Mendengarkan tanpa menilai merupakan mendengarkan dengan mengedepankan pikiran yang terbuka dan berusaha memahami setiap makna dari pesan yang disampaikan sehingga tidak melakukan penilaian sebelum mendengarkan sepenuhnya. Dalam hal ini tidak mudah bila berhadapan dengan pernyataan yang berlawanan dengan apa yang dipikirkan.

       Untuk menciptakan komunikasi yang bermakna perlu dilakukan nya sikap yang kritis. Dengan mendengarkan secara terbuka akan sangat baik dalam memahami pesan yang akan disampaikan. Selain itu sikap kritis akan membantu dalam menganalisan dan mengevaluasi pesan tersebut.

       Disamping itu perlu menyadari bias yang dapat terjadi dalam menangkap pesan. Biasbias tersebut dapat mengganggu tindakan mendengarkan secara aktif dalam merespon balik secara akurat dan juga dapat menyebabkan distorsi dari makna sebenarnya.

4.      Mendengar secara mendalam

       Mendengar secara mendapalam sebagian besar pesan terdapat makna yang jelas dan dapat ditangkap secara harfiah makna yang terkandung dari pesan yang disampaikan tersebut. Dalam mendengarkan secara mendalam seseorang harus peka dengan berbagai tingkat makna. Selain itu, jika hanya memahami makna tingkat permukaan saja maka akan kehilangan kesempatan untuk membuat kontak lebih mendalam dan juga menyadari sepenuhnya dari makna pesan yang mau disampaikan.

       Maka dari itu diperlukan untuk memusatkan perhatian terutama pada pesan-pesan nonverbal maupun pesan verbal. Bila ada pesan yang tidak dapat di pahami dapat mengajukan pertanyaan.

            Dalam proses mendengarkan keterampilan mendengarkan yang efektif dapat bertujuan untuk mengembangkan hubungan, disamping itu juga efektif dalam menghindari konflik. Maka dari itu, sangatlah penting untuk mengembangkan kemampuan mendengarkan dalam menghasilkan komunikasi yang efektif.


    Berikut ini merupakan 5 langkah dalam memahami proses mendengar adalah sebagai berikut:

1.      Menerima: Dapat memulai proses mendengarkan pesan secara fisik dan menyatakan bahwa anda sedang mendengarkan secara langsung . Terkadang proses penerimaan secara fisik seringkali terganggu oleh suara bising, menjadikan pendengaran yang kurang baik, atau kurang menaruh perhatian. Selain itu,beberapa para ahli juga mengemukakan pesan non verbal sebagai bagian dari tahap ini, dikarenakan faktor- faktor tersebut juga memengaruhi dalam proses mendengarkan.

2.      Menafsirkan: Dalam memahami proses mendengarkan dapat memberikan arti terhadap suara, dapat dilakukan menurut nilai-nilai, kepercayaan, ide, harapan, kebutuhan, serta sejarah pribadi anda.

3.      Mengingat: Dalam proses mendengarkan diperlukan menangkap informasi tersebut dalam memori jangka pendek terlebih dahulu, kemudian menghubungkan pada memori jangka panjang untuk dapat disimpan dengan aman. Maka dari itu sebelum anda dapat bertindak berdasarkan informasi tersebut, diperlukan terlebih dahulu dalam menyimpann untuk diproses di waktu yang akan datang.

4.      Mengevaluasi: Dalam proses mendengarkan juga perlu untuk melakukan evaluasi pesan tersebut dengan cara menerapkan keterampilan berfikir kritis. Dengan memilah fakta dan opini pada kualitas bukti tersebut.

5.      Merespon: Dalam proses mendengarkan juga diperlukan respon maupun reaksi. Jika berkomunikasi dari satu orang ke satu orang lainnya atau dalam kelompok kecil, respons tersebut awal biasanya berupa umpan balik lisan. Jika anda termasuk salah satu dari banyak audiens, respons awal biasanya berupa tepuk tangan, tertawa, atau diam. Pada kegiatan mendengarkan orang termasuk kegiatan yang sudah sering dilakukan, baik yang dilakukan melalui bertatap muka pada suatu kelompok.

Namun biasanya setiap individu memiliki berbagai macam tujuan ketika mendengarkan sesuatu yaitu dengan berinteraksi dengan orang lain, menerima informasi, mengatasi masalah, dan saling berbagi perasaan dengan orang lain. Maka dari itu kegiatan mendengarkan (menyimak) suatu percakapan dengan orang lain merupakan bagian penting dalam memahami suatu pesan yang disampaikan oleh orang lain. Pada hal ini, kegiatan mendengarkan bukanlah kegiatan yang statis tetapi dinamis, yang mana mencakup pada kegiatan mendengar secara aktif pada suatu percakapan dengan orang lain yang dituntut dengan adanya konsentrasi secara penuh dan tidak terpengaruh oleh faktor-faktor pengganggu pada suatu percakapan tersebut.

Maka dari itu dalam kegiatan mendengarkan itu sendiri bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dan perlu latihan yang cukup. Jika semakin banyak berlatih mendengarkan, maka akan semakin baik dalam memahami suatu percakapan dengan orang lain. Serta dengan pikiran juga, seseorang dapat memilih kata-kata yang tepat untuk disampaikan kepada pihak lain, sehingga dapat dipahami dengan baik dan benar. Selain itu, seseorang dapat mengungkapkan dengan emosi berupa perasaannya seperti (suka, duka, yakin atau ragu-ragu) dalam mengadakan hubungan komunikasi dengan orang lain. Dengan adanya bahasa tubuh, seseorang juga dapat lebih yakin pada apa yang telah disampaikan dengan kata-kata maupun perasaan, dapat di ungkapkan juga dalam bentuk tindakan tertentu yang dapat dipahami oleh orang lain.

Menurut Lehman, Himstreet, dan Baty, kebanyakan para manajer dalam setiap harinya menghabiskan waktu kerjanya untuk mendengarkan (listening) dan berbicara (speaking) dengan para supervisor, karyawan, pelanggan, dan berbagai asosiasi bisnis. Beberapa kebiasaan sebagai pendengar yang efektif dapat menghasilkan beberapa hal yang positif, antara lain sebagai berikut :

1.      Pendengar yang baik akan disukai orang lain dikarenakan mereka dapat memuaskan kebutuhan dasar manusia untuk didengarkan.

2.      Kinerja maupun prestasi kerja karyawan dapat meningkat ketika pesan yang diterima tersebut dapat dimengerti dengan baik.

3.      Umpan balik (feedback) yang akurat terhadap karyawan akan berdampak positif pada prestasi kerjanya. Manajer dan karyawan akan terhindar dari munculnya kesalahpahaman pada penyampaian suatu pesan.

4.      Pendengar yang baik akan memiliki kecenderungan membuka ide-ide baru dari pihak lain, sehingga hal ini mendorong berkembangnya kreativitas. Pendengar yang baik juga dapat memilah yang mana fakta dan yang mana sekedar gosip

5.      Pendengar yang efektif dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik dan juga peningkatan kepuasan kerja. Kepuasan kerja tersebut akan meningkat dikarenakan mereka tahu apa yang terjadi, kapan mereka mendengar, dan kapan mereka berpartisipasi di dalamnya yang tumbuh dari komunikasi yang baik.

Mendengarkan secara aktif merupakan kegiatan yang tidak mudah untuk dilakukan dalam suatu komunikasi, namun karena adanya keterampilan tersebut sangalah bermanfaat .Maka dari itu perlu untuk ditingkatkan.

Dalam hal mendengarkan secara aktif dapat memperlihatkan kesan kepada pembicara maupun pendengar bahwa lawan bicaranya benar-benar terlibat dalam komunikasi tersebut. Disamping itu, dengan perhatian penuh kepada pembicara, pendengar yang aktif dapat lebih fokus pada inti dari pesan yang disampaikan dan memberi umpan balik berupa tanggapan atau pertanyaan agar pendengar lebih memahami tentang apa yang dibicarakan. Selain itu dalam komunikasi dengan mendengarkan secara aktif, kedua pihak akan saling menanggapi baik secara langsung maupun tidak langsung. Serta akan terjadi adanya pertukaran ide atau pesan dengan baik sehingga dapat meningkatkan relasi yang ada.

Dalam mengatasi penghalang mendengarkan secara efektif, antara lain:

1.      Dapat mengkendalikan hambatan seperti penerimaan fisik sebisa mungkin. Terutama dengan menginterupsi pembicara dengan mengajukan pertanyaan atau menunjukkan perilaku nonverbal yang mengganggu),

2.      Dapat mempertahankan pikiran tetap terbuka dengan menghindari setiap prasangka atau tidak mendegarkan secara defensif,

3.      Dapat menafsirkan dengan menggunakan kata-kata yang dimengerti oleh diri sendiri dari ide-ide pembicara, Berian juga kesempatan untuk menegaskan atau memperbaiki interpretasi anda,

4.      Dapat meningkatkan daya ingat jangka pendek yaitu dengan mengulang-ulang informasi, mengaturnya dalam bentuk suatu pola, maupun dapat memecahnya dalam daftar-daftar pendek,

5.      Dalam hal mendengarkan hindari mendengar secara selektif namun mencoba berfokus pada pembicara dan menganalisis apa yang di dengar

6.      Dalam hal mendengarkan hindari hanya mengandalkan pada daya ingat, sebisa mungkin untuk mencatat,merekam,maupun menyimpan dalam bentuk fisik lainnya,

7.      Selain itu juga dalam hal mendengarkan diperlukan untuk meningkatkan daya ingat jangka panjang dengan melakukan asosiasi, kategorisasi, visualisasi serta menghafal.


Adanya tantangan dalam mendengarkan secara aktif bertujuan untuk menjadikan komunikasi interpersonal berjalan lancar dan menjadikan lebih bermakna. Dalam mendengar secara aktif antara lain sebagai berikut :

1.      Keterbatasan fisiologis.

Dalam hal kegiatan mendengarkan secara aktif dibutuhkan energi seperti faktor pendukung yaitu fisiologis. Jika mendengarkan secara aktif yang dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang lama akan menjadikan konsentrasi dan fokus semakin berkurang;

2.       Latar belakang informasi yang dimiliki masih kurang memadai. Dalam hal kegiatan mendengar kurangnya latar belakang informasi yang kurang memandai dan juga persiapan yang kurang memadai akan menjadikan penerima pesan menjadi pasif dan hanya mendengar saja tanpa memberi feedback yang memadai. Maka dari itu diperlukan latar belakang informasi yang memandai;

3.      Sikap terhadap pembicara.

Dalam hal kegiatan mendengar adanya sikap seperti sebagai lawan maupun kawan terhadap pembicara seringkali membuat kegiatan mendengar secara aktif menjadi bias dan berarti juga tidak bersikap netral dalam menerima pesan yang disampaikan oleh sumber;

4.      Mendengar apa yang diharapkan.

Dalam kegiatan mendengarkan secara aktif biasanya seringkali terjadi adanya pendengar yang terkesan dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh pembicara. Namun,seringkali juga terjadi hal sebaliknya .Pendengar justru tidak akan mendengar secara aktif bila apa yang disampaikan tidak sesuai dengan apa yang di harapkan . Maka dari itu pendengar hanya akan mendengar jika sesuai apa yang diharapkan oleh pendengar itu sendiri.;

5.      Mendengarkan secara setengah-setengah dan terselingi

Dalam kegiatan mendengar aktif seringkali adanya kata-kata pembicara saja yang didengarkan. Disamping itu tanpa memperhatikan konteks pembicaraan tersebut, ekspresi yang ditampilkan, tinggi rendahnya suara serta pesan nonverbal lainnya yang disampaikan;

6.      Gangguan emosional.

Dalam kegiatan mendengar secara aktif seringkali dalam komunikasi sangat baik untuk mengekspresikan emosi .Namun tidak bagi sebagian orang dapat mengerti, mengontrol atau menjelaskan perasaan yang sesungguhnya;

7.      Situasi dan keadaan sekitar.

Dalam kegiatan mendengar secara aktif lingkungan atau tempat berkomunikasi menentukan seseorang dapat atau tidak dapat mendengarkan secara aktif. Dalam hal ini gangguan yang cukup serius dari lingkungan akan menjadikan kelancaran komunikasi semakin terhambat.

Faktor-faktor tersebut itulah yang menjadikan tantangan dalam mendengarkan secara aktif. Maka dari itu diperlukan strategi dan persiapan yang cukup sebagai latar dalam berkomunikasi sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

 

 

 

2.2       Apa yang dimaksud bertanya efektif.


Dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan aspek terpenting dan yang kompleks. Komunikasi yang efektif juga sangat diperlukan dalam berorganisasi. Komunikasi yang efektif akan memberikan kemudahan dan keringanan dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi tugas bersama. Dalam berkomunikasi yang efektif, salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah bertanya secara efektif. Pertanyaan yang bagus dan baik akan menambah interaksi yang kita lakukan. Penulis sekaligus salah satu pendiri Contently, Shane Snow mengungkapkan orang sering kali bicara terlalu banyak hingga tak fokus dalam menyampaikan pertanyaan. Akibatnya, jawaban yang didapat juga tak seperti yang diharapkan. Bertanya secara efektif merupakan sebuah keterampilan, agar kita bisa mahir kita perlu latihan. Langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk melatih keterampilan bertanya efektif adalah :

1.      Menyampaikan pertanyaan dengan sopan dan tenang

Pertanyaan yang disampaikan dengan sopan dan santun dapat membuat komunikan lebih senang dalam mendengarkan pertanyaan kita dan membuat kita lebih aman dalam memulai komunikasi.

2.      Menyampaikan pertanyaan dengan singkat dan jelas

Komunikan akan lebih mudah memahami jika pertanyaan disampaikan dengan singkat dan jelas. Tidak perlu basa-basi dan bertele-tele.

3.      Tidak merusak suasana

Berhati-hatilah ketika ingin menyampaikan pertanyaan. Usahakan tidak menyampaikan pertanyaan sesuka hati. Karena pertanyaan yang disampaikan pada saat yang tidak tepat akan merusak suasana dan memecah konsentrasi.

4.      Tidak malu meminta maaf jika merasa bersalah

Ketika kita menyadari telah berbuat salah, jangan malu untuk meminta maaf. Dengan begitu komunikan akan merasa dihormati dan dihargai.

5.      Menghindari perrtanyaan yang tertutup

Pertanyaan yang tertutup adalah pertanyaan yang hanya memiliki jawaban ya atau tidak. Gunakanlah pertanyaan yang terbuka seperti siapa, dimana, apa, bagaimana, mengapa, kapan biasanya akan membuat orang memberikan informasi yang lebih. Sehingga kita bisa mendapat informasi dan wawasan baru.

6.      Tidak memancing

Menurut jurnalis veteran Clive Thompson, pertanyaan yang paling buruk adalah pertanyaan menjurus. Maksudnya adalah pertanyaan yang kita sampaikan itu memancing jawaban tertentu. Untuk apa bertanya jika kita sudah tahu jawabannya. "Hindari itu apapun risikonya," tegas penulis untuk Wired dan The New York Times tersebut. Gunakanlah pertanyaan yang objektif dan langsung jika ingin mengkonfirmasi sesuatu. Dengan begitu kita bisa mendapatkan jawaban yang jujur, dan kita pun terlihat lebih percaya diri.

7.      Tidak menginterupsi

Sebagai penanya, kita juga harus menjadi pendengar yang baik. Menginterupsi ketika komunikan sedang menjawab akan mengganggu konsentrasinya. Akhirnya kita tidak mendapatkan jawaban yang sempurna. Jika ingin mengajukan pertanyaan lanjutan, sebaiknya menunggu komunikan selesai berbicara.

8.      Mengucapkan terimakasih

Pada akhir sesi tanya jawab, hendaklah kita mengucapkan terimakasih sebagai suatu penghargaan pada komunikan. Dengan mengucapkan terimakasih kita menunjukkan ikhtikad untuk menjaga hubungan yang harmonis.

9.      Mendengarkan jawaban secara positif

Sebelum memberikan respon positif, hendaknya kita memberikan kesempatan pada komunikan untuk menyampaikan pendapatnya sebagai jawaban atas pertanyaan yang kita sampaikan. Sebaiknya kita tidak memonopoli pembicaraan.


Seperti yang dijelaskan diatas, pertanyaan dikelompokkan menjadi pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka.

1.      Pertanyaan tertutup

Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang menghasilkan jawaban ya atau tidak, yang berguna untuk mengumpulkan informasi yang faktual (biasanya dilakukan pada awal awal percakapan). Pertanyaan tertutup sering digunakan oleh pewawancara, seperti di Talkshow Mata Najwa dan Talkshow KickAndy. Karena dengan menggunakan pertanyaan tertutup pewawancara tidak memerlukan waktu banyak, sehingga informasi yang muncul lebih banyak dan bisa menyesuaikan dengan durasi talkshownya. Kelebihan dari pertanyaan tertutup adalah dapat menghemat waktu dan jawaban narasumber mudah dipahami. Sedangkan kelemahannya tidak menciptakan suasana yang nyaman dalam berkomunikasi dan membatasi seseorang berbicara bebas.

Contoh pertanyaan tertutup:

·         “Jadi di dalam negeri gagal tapi di ajang internasional yang lebih tinggi ternyata sukses ya?”

·         “Pernah dikasih sepeda mahal sekali oleh Presiden waktu itu?”

·         “Apakah ibu senang dengan kehamilan anak ketiga ini?”

2.      Pertanyaan terbuka

Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengundang sejumlah jawaban. Biasanya pertanyaan ini menggunakan kata tanya bagaimana atau apa. Kelebihan pertanyaan terbuka ini adalah memberi kebebasan atau kesempatan kepada komunikan dalam menjawab. Pertanyaan terbuka merupakan cara yang efektif untuk menggali informasi dan mendorong komunikan untuk mengambangkan jawaban, melanjutkan pembicaraan, dan mengarahkan pada masalah terpenting, sehingga dapat muncul informasi informasi yang tidak diduga dari jawaban komunikan.

Contoh pertanyaan terbuka :

·         “Apa pendapat anda tentang keadaan politik negara saat ini?”

·         “Bagaimana anda bisa menyelesaikan kuliah selama 3 tahun?”

·         “Apa yang anda lakukan saat liburan akhir tahun?”

 

 

2.3       Bagaimana umpan balik dalam Komunikasi Interpersonal

 

1.      Definisi Komunikasi Interpersonal

Sebagai manusia yang memiliki status sosial senantiasa berhubungan dengan sesama makhluk lainnya. Hubungan tersebut dapat ditunjukkan dalam sebuah bentuk komunikasi secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi tersebut tidak hanya terjadi dalam ruang hampa-sosial melainkan dalam suatu keadaan tertentu. Komunikasi Interpersonal adalah suatu proses menyampaikan pesan dan menerima pesan antara pengirim dan penerima pesan baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi langsung terjadi jika seseorang yang terlibat dalam sebuah komunikasi tersebut dapat memberikan informasi tanpa melalui media sosial, dengan kata lain secara langsung. Komunikasi tidak langsung terjadi apabila komunikasi tersebut menggunakan media tertentu. Dari pengertian tentang komunikasi interpersonal diatas dapat disimpulkan bahwa, komunikasi interpersonal adalah seni yang sangat praktis dan efektivitas dalam menjalin hubungan dengan teman, rekan kerja, relasi atau manajer tetapi itu bergantung pada kemampuan interpersonal yang dimiliki.

2.      Prinsip-prinsip dalam Komunikasi Interpersonal

Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai prinsip-prinsip yang ada pada komunikasi interpersonal antara lain :

A.    Pendapat menurut Julia T. (2013)

1)      Individu tidak mungkin hidup tanpa berkomunikasi

Manusia tidak bisa menghindari komunikasi dalam kelompok manusia, karena pada dasarnya dimana setiap ada manusia pasti ada komunikasi. Pola komunikasi yang terjadi bisa dipengaruhi oleh latar belakang kebudayaan masing-masing. Pengaruh kebudayaan tersebut akan berdampak pada bahasa verbal maupun non verbal. Seringkali manusia melakukan komunikasi dengan non verbal. Tanpa memperhatikan apakah kita bermaksud menyampaikan pesan dan orang lain paham dengan maksud kita, pada prinsipnya manusia selalu berkomunikasi sepanjang hidup. Dengan demikian maka manusia tidak bisa menghindari komunikasi.

2)      Komunikasi interpersonal adalah hal yang tidak mungkin diubah Dalam berkomunikasi, sering tidak menyadari bahwa apa yang sudah diucapkan tidak dapat ditarik kembali atau meralatnya. Yang bisa dilakukan adalah meminta maaf bila terjadi kesalahan dalam proses komunikasi yang telah dilakukan. Fakta bahwa komunikasi adalah sesuatu yang tidak dapat ditarik kembali, mengingatkan kepada kita supaya berhati-hati dalam berinteraksi dan berbicara. Ketika mengatakan sesuatu kepada orang lain, maka perkataan tersebut merupakan bagian dari komunikasi interpersonal. 

3)       Komunikasi interpersonal melibatkan masalah etika.

Komunikasi interpersonal bersifat tidak dapat ditarik kembali, sehingga mempunyai dampak dalam etika antar manusia. Aspek yang kita katakan dan yang kita lakukan akan berpengaruh terhadap orang lain. Etika berkaitan dengan masalah benar atau salah, dengan demikian manusia harus berhati-hati dengan etika dalam komunikasi. Menurut Johanessen (dalam Julia T, 2013), komunikasi etika terjadi ketika seseorang menciptakan hubungan yang seimbang dan saling mencerminkan sikap empati. Oleh karena itu, komunikasi interpersonal berpengaruh terhadap komunikator dan komunikan, pertimbangan mengenai etika selalu digunakan dalam interaksi manusia.

4)      Metakomunikasi mempengaruhi pemaknaan.

Metakomunikasi berasal dari kata awalan meta yang berarti tentang. Metakomunikasi berarti tentang komunikasi. Dalam berkomunikasi, ada aspek verbal dan non verbal. Aspek non verbal menjadi penting karena dapat memberi makna dari apa yang diucapkan (verbal) dan juga dapat meningkatkan arti dari komunikasi secara verbal. Metakomunikasi dapat meningkatkan pemahaman terhadap penyampaian pesan.

5)      Komunikasi tidak dapat menyelesaikan semua hal

Komunikasi merupakan salah satu cara untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan dan menciptakan hubungan dengan orang lain. Meskipun demikian tidak semua masalah dapat diatasi dan dipecahkan dengan komunikasi. Dengan demikian kita menyadari bahwa komunikasi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia, tetapi tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan komunikasi. Oleh sebab itu, komunikasi interpersonal memiliki kelebihan dan kekurangan. Efektivitas sebuah komunikasi juga dipengaruhi oleh situasi yang terjadi dalam sebuah kebudayaan.

6)      Manusia menciptakan komunikasi interpersonal.

Manusia menciptakan makna dalam proses komunikasi, dimana pemaknaan tersebut timbul dari bagaimana seseorang menginterpretasikan komunikasi. Dalam komunikasi interpersonal, seseorang akan selalu menterjemahkan apa yang dikatakan oleh orang lain. Pemaknaan seseorang terhadap komunikasi selalu berubah dari waktu kewaktu dan tergantung situasi ketika menerimanya.

7)      Komunikasi interpersonal menciptakan hubungan yang berkelanjutan.

Komunikasi interpersonal merupakan salah satu cara untuk membangun dan memperbaiki sebuah hubungan. Selain itu komunikasi juga merupakan sarana utama dalam membangun masa depan dalam interaksi hubungan interpersonal seseorang.

8)      Efektifitas komunikasi interpersonal adalah sesuatu yang dapat dipelajari.

Mungkin ada orang berpikir bahwa kemampuan merupakan bawaan sejak lahir. Kemampuan komunikasi bukan bawaan sejak lahir melainkan bisa dikembangkan dari proses belajar. Selain itu pengalaman dan proses interaksi antar individu juga dapat mempengaruhi dan meningkatkan kemampuan komunikasinya.

B.     Pendapat menurut De Vito (2013)

1)      Komunikasi interpersonal adalah suatu proses transaksional. Komunikasi interpersonal adalah sebuah proses, atau kejadian yang berkelanjutan, dimana masing-masing elemen saling bergantung satu sama lain. Komunikasi interpersonal secara konstan terus terjadi dan mengalami perubahan. Agar dapat memahami gambaran komunikasi interpersonal sebagai proses transaksional maka model komunikasi transaksional dapat menjadi jawabannya. 

2)      Komunikasi interpersonal memiliki 5 tujuan, yaitu untuk :

a.       Belajar – komunikasi interpersonal membuat kita dapat belajar memahami orang lain dan dunia secara lebih baik.

b.      Membina hubungan – komunikasi interpersonal membantu kita untuk berhubungan dengan orang lain.

c.       Mempengaruhi – melalui komunikasi interpersonal kita dapat mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain

d.      Bermain – komunikasi interpersonal dapat berfungsi sebagai kegiatan bermain.

e.       Membantu – melalui komunikasi interpersonal seorang terapis menggunakan teknik penyebuhan jiwa yang dikenal dengan metode komunikasi terapeutik dalam keperawatan.

3)      Komunikasi interpersonal merujuk pada isi dan hubungan diantara para partisipan. Dalam sistem komunikasi interpersonal, hubungan interpersonal memegang peranan yang sangat penting karena hubungan interpersonal yang baik merupakan penanda bagi komunikasi yang efektif.

4)      Komunikasi interpersonal tidak dapat dihindari, tidak dapat diulang, dan tidak dapat diubah. Ketika berada dalam sebuah situasi interpersonal, kita tidak dapat tidak berkomunikasi, dan kita tidak dapat mengulang secara tepat sebuah pesan secara spesifik.

5)      Komunikasi interpersonal adalah ambigu. Semua pesan-pesan berpotensi ambigu, masing-masing orang akan memberikan makna yang berbeda terhadap pesan yang sama. Terdapat ambiguitas dalam semua hubungan. Hubungan interpersonal dapat berbentuk simetris atau komplementer.

6)      Interaksi interpersonal dapat merangsang pola perilaku yang sama atau berbeda.

7)      Komunikasi interpersonal adalah dapat diberi tanda atau ditandai karenanya setiap orang memisahkan bagian-bagian komunikasi ke dalam stimuli atau rangsangan dan respon terhadap perspektif dasar yang dimiliki oleh masing-masing partisipan.

C.     Pendapat menurut Rogers (dalam Murtiadi, 2015)

1)      Komunikasi adalah rangkaian dari isyarat-isyarat

2)      Komunikasi adalah proses penyesuaian

3)      Komunikasi adalah proses transaksi

4)      Komunikasi adalah rentetan tanda-tanda yang diberi makna

5)      Komunikasi melibatkan isi dan suasana suatu hubungan

6)      Komunikasi dapat memperlihatkan hubungan setara maupun hubungan tidak setara

7)      Komunikasi sesuatu yang tidak terelakkan, tetapi tidak dapat disimpan


Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip komunikasi interpersonal memiliki beberapa makna yang harus dipelajari dan dipahami lebih detail. Komunikasi merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, komunikasi menjadi prinsip dasar manusia dalam mempelajari segala hal. Tetapi tidak semua hal yang dapat diselesaikan dengan komunikasi. Karena komunikasi merupakan sebuah transaksi seseorang dengan orang lain maka, harus menjaga etika dan keterampilan dalam sebuah komunikasi.

 

3.      Keefektifan Komunikasi Interpersonal

Ada   5    kualitas    umum    yang    dipertimbangkan    dalam    komunikasi interpersoanal (Devito, dalam Suranto Aw., 2011) yaitu :

A.    Keterbukaan (openness)

Keterbukaan merupakan sikap dapat menerima masukan dari orang lain, dan berkenan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Artinya bahwa seseorang harus rela membuka diri ketika orang lain menginginkan informasi yang diketahuinya. Keterbukaan adalah kesediaan membuka diri, jujur, tidak bohong, dan tidak menyembunyikan inforasi yang sebenarnya. Dalam komunikasi interpersonal, keterbukaan menjadi salah satu sikap positif, karena dengan keterbukaan maka komunikasi interpersonal akan berlangsung secara adil, transparan, dua arah, dan dapat diterima oleh semua pihak yang berkomunikasi.

B.     Empati (empathy)

Empati merupakan kemampuan seseorang untuk merasakan jika seandainya orang lain, dapat memahami dan merasakan sesuatu yang sedang dialami orang lain, serta dapat memahami suatu persoalan dari sudut pandang orang lain. Orang yang berempati mampu memahami motivasi dan pengalaman, perasaan, dan keinginan orang lain. Pada akekatnya, empati adalah usaha masing-masing pihak untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan dapat memahami pendapat, sikap dan perilaku orang lain.

C.     Sikap mendukung (supportiveness)

Hubungan interpersonal yang efektif adalah adalah jika terdapat sikap mendukung (supportiveness). Ini berarti bahwa masing-masing pihak yang berkomunikasi memilki komitmen untuk mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka. Dengan demikian maka respon yang relevan adalah bersifat spontan dan lugas, bukan respon bertahan dan berkelit, pemaparan bersifat deskriptif naratif dan bukan evaluative, serta pola pengambilan keputusan bersifat akomodatif, bukan bersifat intervensi yang disebebkan oleh rasa percaya diri yang berlebihan.

D.    Sikap positif (Positiveness)

Sikap positif (Positiveness) ditunjukkan dalam sikap dan perilaku. Dalam sikap, yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi interpersonal harus memiliki perasaan dan pikiran positf. Dalam bentuk perilaku, yaitu tindakan yang dipilih harus relevan dengan tujuan komunikasi interpersonal. Sikap positif ditunjukkan dengan beberapa macam perilaku dan sikap, antara lain: menghargai orang lain, berpikiran positif terhadap orang lain, tidak menaruh curiga secara berlebihan, meyakini pentingnya orang lain, memberikan pujian da penghargaan, komitmen menjalin kerjasama.

E.     Kesetaraan (equality)

Kesetaraan (equality) adalah pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentingan, sama-sama bernilai dan berharga, dan saling memerlukan. Kesetaraan yang dimaksud yaitu berupa pengakuan atau kesadaran, serta kerelaan untuk menempatkan diri setara dengan partner komunikasi. Dengan demikian indikator kesetaraan yaitu: menempatkan diri setara dengan orang lain, meyadari bahwa menyadari akan adanya kepentingan yang berbeda Mengakui pentingnya kehadiran orang lain, tidak memahami kehendak, komunikasi dua arat, susana komunikasi akrab dan nyaman.

 

4.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal

Ada beberapa tokoh yang berpendapat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal.

A.    Pendapat dari Rakhmat (2009)

1)      Persepsi Interpersonal

Persepsi seseorang seringkali tidak cermat,bila kedua belah pihak menanggapi yang lain secara tidak cermat, terjadilah kegagalan komunikasi. Kegagalan komunikasi ini dapat diperbaiki bila orang menyadari bahwa persepsinya mungkin salah. Komunikasi interpersonal kita akan menjadi lebih baik bila kita mengetahui bahwa persepsi kita bersifat subyektif dan cenderung keliru.

2)      Hubungan Interpersonal

Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhan mereka.

3)      Atraksi Interpersonal

Atraksi interpersonal artinya mampu meramalkan dari mana pesan akan muncul kepada siapa pesan akan mengalir, dan lebih- lebih lagi bagaimana pesan akan diterima. Ketika individu mengetahui siapa tertarik pada siapa, atau siapa menghindari siapa,individu dapat meramalkan arus komunikasi interpersonal yang akan terjadi. Semakin tertarik individu dengan seseorang, maka semakin besar kecenderungan individu berkomunikasi dengan orang lain. Kesukaan kepada orang lain, sikap positif, dan daya tarik seseorang disebut sebagai atraksi interpersonal.

4)      Konsep Diri

Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal, karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Faktor ini merupakan yang amat penting dalam terwujudnya kemampuan komunikasi interpersonal, karena jika seseorang mempunyai konsep diri positif maka akan mampu mengeluarkan segala sesuatu yang ada pada dirinya terutama dalam mengeluarkan pendapat, ide, ataupun gagasan pada orang lain.

 

5.      Cara Meningkatkan Komunikasi Interpersonal

Dibutuhkan banyak cara untuk meningkatkan komunikasi interpersonal agar segera tercapai.

A.    Menurut Suranto (2011)

1)      Respect adalah menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan.

2)      Clarity adalah bersifat terbuka atau transparansi.

3)      Humble adalah sikap rendah hati.

4)      Simpathy adalah kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang di hadapi orang lain.

B.     Menurut Winkel (2004)

1)      Kemampuan untuk saling mengutarakan dan menangkap gagasan serta perasaan serta saling memberikan dukungan.

2)      Kemampuan untuk menjaga kelestarian komunikasi yang sudah terjalin dan memecahkan secara konstruktif berbagai persoalan yang mungkin timbul selama proses komunikasi berlangsung

3)      Kemampuan untuk saling mempercayai dan saling memahami mengenai pikiran dan perasaan yang terungkapkan.

C.     Menurut Devito (1992)

Komunikasi interpersonal yang efektif dipandang dari segi humanistic model dan pragmatic model. Pragmatic model (behavioural) memfokuskan pada perilaku tertentu yang harus digunakan oleh pelaku komunikasi interpersonal baik sebagai pembicara atau sebagai pendengar apabila ingin komunikasi menjadi efektif. Hal ini menyatakan ada 5 kemampuan yang harus dikuasai, yaitu :

1)      Confidence (percaya diri) maksudnya adalah para pelaku komunikasi interpersonal harus memilki rasa percaya diri secara sosial (social confidence).

2)      Interaction management maksudnya adalah kemampuan untuk mengontrol interaksi demi memuaskan kedua belah pihak pelaku komunikasi.

3)      Immediacy merujuk pada situasi adanya perasaan kebersamaan antara pembicara dan pendengar. Immediacy ditunjukan dengan sikap memperhatikan, menyenangi, dan tertarik pada lawan bicara.

4)      Other orientation maksudnya adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan orang lain selama proses komunikasi interpersonal berlangsung.

5)      Expressiveness maksudnya adalah kemampuan untuk secara sungguh-sungguh terlibat dalam proses komunikasi.

Uraian kemampuan komunikasi interpersonal diatas dapat disimpulkan bahwa meningkatkan komunikasi interpersonal merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu agar setiap komunikasi interpersonal dapat berjalan dengan efektif. Devito (1992) memberikan sedikit peringatan bahwa dalam penerapan kemampuan tersebut setiap suatu komunkasi, dan aspek kebudayaan yang berbeda pada seseorang yang melakukan komunikasi, jadi aturan yang terdapat dalam komunikasi interpersonal yang efektif harus dilakukan secara fleksibel.

 

6.      Umpan balik dari Komunikasi Interpersonal

Pengaruh umpan balik dari orang lain memanglah sangat berpengaruh bagi diri kita sendiri, dipercaya dapat meningkatkan pemahaman tentang diri kita. Sadar akan aspek yang ada pada diri kita, mengetahui kesalahan dan konsekuensi perilaku kita yang tidak disadari sebelumnya.

Tujuan daripada umpan balik setiap komunikasi sendiri yaitu memberi informasi yang membangun dan menolong, perihal bagaimana dalam persepsi orang lain. Terlebih lagi mampu menunjukkan bahwa perilaku kita mungkin saja belum sesuai dengan apa yang diharapkan, sehingga kita bisa menyesuaikannya untuk ke depan.

Sebaliknya, perlu diperhatikan juga bagaimana cara kita memberi umpan balik kepada orang lain pada saat kita mengungkapkan cara kita menanggapi perilakunya. Jangan sampai bersifat menyerang bahkan sampai menyinggung perasaannya, karena hal tersebut bisa jadi mereka menutup diri terhadap kita. Ada beberapa kita bagaimana baiknya kita saat memberi umpan balik, agar tidak bersifat mengancam sebagai berikut:

A.    Sebaiknya umpan balik kita arahkan pada perilaku, bukan pada pribadi pelaku. Kita merujuk kepadaapa yang telah dilakukan, bukan tentang kepribadiannya.

B.     Sebaiknya umpan balik kita ungkapkan dalam bentuk deskripsi atau pelukisan, bukan bentuk penilaian. Kita merujuk pada peristiwa yang telah terjadi, bukan menilai baik-buruknya.

C.     Sebaiknya umpan balik kita pusatkan pada perilaku dalam situasi spesifik tertentu, bukan pada perilaku yang abstrak. Perbuatan orang senantiasa terkait pada tempat dan saat tertentu dan diberikan segera setelah perilaku yang dimaksud terjadi, hal ini akan meningkatkan pemahaman diri pelakunya.

D.    Sebaiknya umpan balik kita berikan segera, tidak ditunda. Semakin ditunda, semakin berkurang manfaatnya.

E.     Sebaiknya umpan balik kita sampaikan dalam bentuk upaya berbagi perasaan, bukan dalam bentuk nasihat atau petuah.

F.      Sebaiknya kita tidak memaksakan umpan balik kepada orang lain. Umpan balik harus mengabdi pada kepentingan penerima, bukan kemauan si pemberi.

G.    Sebaiknya umpan balik jangan diberondongkan sampai melebihi batas kemampuan penerima untuk mencamkannya. Lewat umpan balik kita bermaksud menolong si penerima, bukan memuaskan hasrat pribadi kita memberi petuah orang lain.

H.    Sebaiknya umpan balik kita arahkan pada tindakperbuatan yang dapat diubah oleh orang yang bersangkutan, bukan pada ciri-sifat yang, apa boleh buat, harus diterimanya.


Pada akhirnya, harus disadari bahwa memberi dan menerima umpan balik menuntut kita untuk berani, terampil, pengertian, dan memberi penghargaan baik untuk diri sendiri maupun orang lain, serta rasa terlibat. Satu hal yang pasti, tujuan umpan balik sendiri untuk meningkatkan pemahaman diri orang lain serta perasaan bahwa dirinya dicintai, dihargai; bahwa dirinya mampu dan berharga. (Johnson, 1981).

 

 

 


BAB III 

PENUTUP

 

3.1  Kesimpulan

Komunikasi adalah penympaian dari seseorang kepada orang lain, dengan menggunakan symbol atau lambing sebagai proses suatu penyampaiannya. Tujuan daripada komunikasi secara umum yaitu mengerti, memahami, menangkap, dan diterima. Terlebih lagi komunikasi merupakan suatu pertukaran informasi antara satu dengan lainnya, jadi sangatlah penting bagaimana komunikasi yang baik harus terjalan.

 

3.2  Saran

Sebagai calon tenaga kesehatan, tentunya para mahasiswa/I dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan pasien secara baik. Dengan memperdalam ilmu berkomunikasi bisa digunakan sebagai bekal nanti pada saat di dalam dunia kerja demi memperlancar komunikasi dengan baik.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

 

Purnomo. 2017. Paradigma Kritis Dalam Pembelajaran Bahasa. Logat: Jurnal Bahasa dan Pembelajaran, 4(2). Palembang: Universitas Sriwijaya

 

Amiasih, T. 2017. Peningkatan Kemampuan Bertanya dan Keaftifan Berkomunikasi Peserta Didik Melalui Penerapan Model Inkuiri Terbimbing. Bioedukasi: Jurnal Pendidikan, 10(2). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

 

Wardani, D. S. K. 2012. Pengaruh Pelatihan Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan Efikasi Diri Mahasiswa. Jurnal Psikologi dan Pendidikan, 1(2). Surabaya: Universitas Airlangga.

 

Martoredjo, N. K. 2014. Keterampilan Mendengar Secara Aktif dalam Komunikasi Interpersonal. Humaniora, 5(1). Jakarta: Universitas Binus.

 

Irawan, S. 2017. Pengaruh Konsep Diri terhadap Komunikasi Interpersonal Mahasiwa Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 7(1). Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

 

Simahate, T. 2013. Penerapan Komunikasi Interpersonal dalam Melayani Pengguna Perpustakaan. Jurnal Iqra’, 7(2). Medan: Universitas Negeri Medan.

 

Windura, S. 2015. Be An Absolute Genius. Jakarta: Elex Media Computindo. Windura, S. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu

Wood, J. T. 2013. Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian. Jakarta: Salemba Humanika

 

Liliweri, A. 2011. Komunikasi: Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana


Liliweri, A. 2015. Komunikasi Antarpersonal. Jakarta: Kencana.

 

Triningtyas, D. A. 2016. Komunikasi Antar Pribadi. Magetan: CV. Ae Media Grafika

 

Nurdin, A. 2020. Teori Komunikasi Interpersonal Disertai Contoh Fenomena Praktis. Jakarta: Kencana

 



UNTUK DOWNLOAD PDF KLIK DISINI

UNTUK DOWNLOAD PPT KLIK DISINI




NAMA            : VINARUL ZAEN PERMATASARI

NIM                : 205038

PRODI            : RMIK

 

Tagar :

#rmik.soepraoen

#itskrsdrsoepraoen

#poltekkesrsdrsoepraoen

#rekammedis

#rekammedisindonesia

#pormikimalang

#rmik

 
biz.